Bobotoh Persib dengan jumlah Jutaan tersebar di seantero negeri bahkan juga hingga keluar negeri, sejak era perserikatan bobotoh sudah memadati stadion setiap kali persib bermain di kandang, ataupun tandang, Bahkan ketika final Perserikatan Persib Bandug VS PSMS Medan tahun 1985 di stadion GBK, Jumlah penonton yang hadir mencapai 150 ribu penonton yang mayoritas adalah Bobotoh Persib, rekor jumlah yang sangat fantastis dan mustahil bisa di patahkan di era sekarang.
Dengan jumlah yang begitu besar, bobotoh menjelma menjadi sebuah kekuatan raksasa yang tidak hanya sebagai energy ketika mendukung pemain di stadion, tapi juga sebagai penopang kekuatan financial Persib itu sendiri, dengan penjualan tiket, souvernir dan sponsor2 yang terus berdatangan karena mereka mempertimbangkan Persib sebagai tim Besar yang mempunyai jutaan loyalis, Di masa Almarhum Ayi Beutik, bobotoh terutamah Viking Persib Club sebagai Organisasi atau komunitas Terbesar di bobotoh sukses dan berhasi tidak hanya sebagai kekuatan Suporter dalam mendukung, tapi juga sebagai penetetralisir, penengah dan memerankan sebagai Pressure Group, atau kelompok penekan, kelompok penekan ini berada di luar system, dan sistemnya itu sendiri meliputi direksi, komisaris, para manajemen, para pengurus persib, Perusahaannya dan lainnya, sedangkan Bobotoh sebagai kelompok penekan berada diluar lingkaran system tersebut, akan tetapi segala bentuk ucapan, gerakan, tindakan, aksi dan saran dari pressure group ini akan mampu mempegaruhi segala tindakan dan keputusan yang akan di ambil oleh sitem, system yang dimaksud dalam hal ini adalah jajaran manajemen Persib. Kita bisa lihat bagaimana sosok pemimpin Almarhum Ayi Beutik mampu membawa bobotoh khususnya Viking sukses memerankan peran sebagai pressure group, bahkan semasa Almarhum, jajaran Manajemen sangat takut, sangat mewaspadai terhadap segala apa yang di ucapkan, dan tindakan Almarhun Ayi Beutik pasti akan mereka pertimbangkan, Hal yang fenomenal dan masih di ingat hingga saat ini adalah ketika aksi mendemo Pelatih Persib saat itu risnandar sundoro tahun 2006, dimana Almarahum Ayi Beutik mampu menggerakan dan mengumpulkan masa hanya dalam waktu singkat dan mengepung stadion siliwangi hingga akhirnya manajemen persib memutuskan untuk memberhentikan risnandar sebagai pelatih persib.
Dimasa beliau bobotoh begitu punya kekuatan besar dimata manajemen persib, dimana segala gerakan dan saran selalu didengar dan di pertimbangkan. Lalu, bagaimana kondisi bobotoh sepeninggal Almarhum mang Ayi Beutik?? Harus diakui bahwa saat ini bobotoh mengalami krisis kepemimpinan, tidak ada sosok yang bisa menyamai atau menggantikan sosok Ayi Beutik, yang mampu menjadi penengah, pendengar perangkul semua bobotoh, Viking Persib Club kususnya sebagai organisasi terbesar terkesan sudah tidak didengar lagi oleh manajemen persib, jika mellihat dari sudut pandang saya pribadi, hal ini tentu tidak lepas dari terlalu dekatnya para pentolan dan petinggi Viking dengan manajemen, sehingga manjemen persib memandang Viking sudah lunak tidak segarang dan segahar semasa Almarhu Mang Ayi beutik, Belum lagi para petingi-petinggi Viking yang memanfaatkan hegemoni Viking untuk kepentingan pribadi, salah satunya politik, saya tidak melarang mereka turun ke dunia politik, itu hak mereka, tapi satu hal yang mesti di ingat adalah jangan membwa bobotoh atau Viking kedalam dunia politik untuk mendulang kekuatan kalian, Kita tentu masih ingat tentang fenomena menjelang pilpress 2019 lalu, dimana ada segelintir bobotoh yang datang ke salah satu calon dan menamakan diri mereka sebagai bobotoh jokowi, Ini tentu sudah sangat menciderai dan mencoreng nama besar bobotoh dan Viking yang seolah-olah ikut dan di setir oleh politik. Belum lagi bobotoh saat ini sudah tidak sekompak yang dulu, dimana masing2 komunitas berjalan sendirisendiri, bahkan sesama bobotoh saling bermusuhan, Viking sebagai organisassi terbesar seolah tanpa ruh, ibarat buih di lautan, jumlah sangat banyak, namun terombang ambing oleh gelombang, Harus kita akui, bahwa kita membutuhkan sosok pemimpin yang mampu menyatukan, merangkul, mendengar serta mengkompakan kekuatan yang sangat besar ini